Minggu, 19 November 2017

Mari Bernyanyi

Tak Mungkin-D'lloyd

Oh tak mungkin
Tak mungkin aku kembali
Oh tak mungkin
Tak mungkin ku datang lagi

Cukup sudah
Kau menyakiti hatiku
Cukup sudah
Kau berdusta padaku

Jangan kau datang lagi
Jangan kau hirau lagi
Diriku ini
Tiada sakit hati
Tiada arti lagi
Walaupun kau sayang pada diriku

Oh tak mungkin
Tak mungkin aku kembali
Oh tak mungkin
Tak mungkin ku datang lagi

Cukup sudah
Kau menyakiti hatiku
Cukup sudah
Kau berdusta padaku

Oh tak mungkin
Tak mungkin aku kembali
Oh tak mungkin
Tak mungkin ku datang lagi

Cukup sudah
Kau menyakiti hatiku
Cukup sudah
Kau berdusta padaku

 

Sebuah Cerita



Setia

Di suatu hutan yang luas, hiduplah berbagai binatang dengan damai. Mereka menjalani hidup seperti biasa, predator memangsa buruannya, dan buruannya harus dapat lepas dari jeratan sang pemangsa.
Akan tetapi mereka semua tidak melanggar sebuah sumpah yang telah ditetapkan oleh para leluhur mereka. Sumpah tersebut berbunyi :
1.      Kami Warga Hutan mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Hutan
2.      Kami Warga Hutan mengaku berbangsa yang satu, bangsa Hutan
3.     Kami Warga Hutan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Hutan
Sebelum Sumpah terebut dibuat, banyak terjadi peperangan antar binatang dalam hutan tersebut. Namun, setelah sumpah tersebut dibuat, kehidupan di hutan semakin tenang, tidak ada permasalahan besar yang terjadi di sana.  
Kedamaian tersebut terus terjaga, sampai suatu hari, muncul seekor singa muda bernama Dimas. Dia berjiwa pemberontak, arogan, serta sombong. Dia berencana untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang dianut oleh Hutan tersebut.
Dia berhasil mengumpulkan sebuh pasukan besar, terdiri atas predator-predator tertangguh di Hutan tersebut. Dimas dan pasukannya mengadakan sebuah pertemuan rahasia, membahas cara mereka membuat Hutan tersebut menjadi daerah kekuasaan mereka.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, mereka memutuskan bahwa pengambilan aih Hutan tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan satu hal. Yaitu membunuh Para Tetua, dan menyebarkan berita tersebut, kemudian memaksa binatang lainnya untuk memilih mereka sebagai Pemimpin Baru di  Hutan tersebut.
Tanpa disadari, rencana mereka bocor. Salah seekor binatang yang sedang melewati tempat pertemuan mereka tanpa sengaja mendengar isi daripercakapan mereka, dan langsung memberitahukan hal tersebut kepada pihak yang berwenang.
Pihak yang berwenang pun langsung bertindak dengan tegas. Mereka mempersiapkan armada mereka, para binatang remaja, untuk melawan para pemberontak di Hari-H. Seluruh persenjataan disiapkan, fisik dan mental para prajurit dipersiapkan. Sehingga, dapat dilihat bahwa kedua belah pihak memiliki kekuatan yang sama.
Hari-H pun datang. Peperangan dimulai oleh para pemberontak. Karena memiliki kekuatan yang sama, kemenangan sulit untuk didapatkan. Sehingga terjadilah peperangan yang sengit. Akan tetapi, karena didorong oleh semangat Sumpah Hutan, para Prajurit Muda berhasil menumpas para pemberontak.
Kemudian, untuk mengingat kejadian terebut, sehari setelah para pemberontak tersebut berhasil ditumpas, hari tersebut dikenang sebagai Hari Kesaktian Sumpah Hutan.
Hutan tersebut pun kembali hidup dengan tenang dan damai.

"Puisi"



Takdir


Tak ada yang pasti dalam hidup
Mungkin dihari esok bahagia
Mungkin pula merana
Mungkin dapat dirubah
Mungkin pula tidak
Hal misterius ini disebut takdir
Aneh jika dipikir
Untuk apa diciptakan
Mengapa tidak dibinasakan
Biarlah....
Toh mungkin ada tujuannya
Cukup yakini dengan sepenuh hati
Semoga surga sudah berada di genggaman

(masih) Sebuah Resensi



Resensi

Judul Buku      : Pakem Slamet
Pengarang       : Abah Jamhari bin Kasman
Pemerbit          : Pustaka Pesantren
Pesan Moral    : 1. Pelajari agama dengan benar
                          2. Jangan takut bertanya, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain
                          3. Perbaiki kesalahan, bukan mencari pembenaran atas kesalahan yang diperbuat
                          4. Manfaatkan waktu yang ada untuk berbuat kebaikan
Buku Pakem Slamet ditulis berdasarkan pengalaman pribadi sang penulis dan sahabatnya. Pengalaman-pengalaman menarik ini dibahas dalam pengajian tiap minggu yang diadakan di rumah salah seorang sahabatnya. Awalnya, sang penulis tidak ingin buku ini diterbitkan, tetapi, karena desakan dari keluarga dan teman-temannya, akhirnya buku ini diterbitkan, mengingat pentingnya isi dari buku ini.
Bab-bab awal buku ini membahas beberapa pemahaman mendasar tentang Islam, pengalaman penulis beserta para sahabatnya pada masa-masa awal mengenal Islam, serta membahas Alam Universal/Alam Fenomena. Penulis pun mengkritik beberapa pemikiran yang salah tentang Islam, kemudian memberikan solusi terhadap pemikiran yang salah tersebut.
Bab-bab pertengahan buku ini membahas pengalaman penulis beserta para sahabatnya pada masa mengenal Islam lebih dalam. Muncul permasalahan dalam bab pertengahan ini, karena mereka ternyata mendalami Islam yang salah, dan memasuki dunia hitam, yang mereka pun tidak menyadari hal tersebut. Kemudian, satu persatu dari mereka mulai menyadari apa yang telah dilakukannya dan mulai berusaha untuk meninggalkan dunia tersebut.
Bab-bab terakhir buku ini berisi pengalaman mereka setelah meninggalkan dunia hitam. Mereka pun mendapatkan ketenangan batin yang luar biasa setelah meninggalkan dunia itu. Kemudian, mereka mendalami Islam yang benar.
Buku ini merupakan buku yang luar biasa, karena dapat mengisahkan masa-masa kelam dengan jelas, sehingga para pembaca dapat terhindar dari terjerumus ke dalam lubang yang sama. Pemakaian bahasa dalam buku ini pun sangat mudah untuk dipahami, sehingga pembaca tidak kesulitan untuk memahami maksud dari penulis.