Selasa, 02 Oktober 2018

"Tatib 68"

321
Saya kira start lari
Ternyata aturan rambut

Nggak boleh pake pensil
Saya kira harus nulis pake pulpen
Ternyata celana pensil

Nggak boleh pendek
Saya kira tubuh kita harus tinggi
Ternyata kaos kaki

Senin, 01 Oktober 2018

Menuju 68

"Senangnya bersepeda dipagi hari", pikirku. Alam berseri-seri, bunga beraneka. Mahligai rama-rama, betajuk cahya jingga. Surya di cakrawala.

S'lalu berseri alam indah permai di khatulistiwa
Persada senyum tawa, hawa sejuk nyaman
Wajah pagi rupawan burung berkicau ria
Bermandi embun surga

Pasti dibaca sambil menyanyi
Memang nikmat bersepeda dipagi hari.

Tujuanku adalah SMAN 68. Mendadak, rumah-rumah hancur lebur dengan sendirinya. Jalanan mulai retak, disusul dengan gempa yang dahsyat.

Satu pikiran terlintas dalam benakku, "apakah ini yang dinamakan kiamat?". Orang-orang mulai lari berhamburan. Gedung-gedung pencakar langit mulai rata dengan tanah. SPBU mulai terbakar & meledak.

Melihat keadaan yang semakin menggila, aku menutup mata & berdoa. Tiba-tiba muncul suara menggelegar yang bertubi-tubi, "tetet...tetet...tetet..."

Kubuka mataku, aku sudah berbaring di ruangan dingin yang gelap. Kukumpulkan segenap jiwa & ragaku, untuk memahami apa yang sedang terjadi. Ternyata, aku masih berada di dalam kamarku. "Alhamdulillah hanya mimpi", ucapku syukur dalam hati.

dari Aku untuk A

Terima kasih sudah menemaniku selama ini
Terima kasih sudah menjauhkanku dari dosa
Terima kasih sudah mengajakku melakukan kebaikan
Terima kasih sudah menerangkan pelajaran padaku
Terima kasih sudah meneguhkan imanku
Terima kasih sudah mengukuhkan mental & fisikku
Terima kasih
Terima kasih
dan terima kasih

Kuharap engkau tidak bosan menemaniku selama ini
Kuingin engkau selalu bersamaku selamanya

Hanya itulah pesanku
Sekali lagi,
Terima kasih A