Minggu, 19 November 2017

Sebuah Cerita



Setia

Di suatu hutan yang luas, hiduplah berbagai binatang dengan damai. Mereka menjalani hidup seperti biasa, predator memangsa buruannya, dan buruannya harus dapat lepas dari jeratan sang pemangsa.
Akan tetapi mereka semua tidak melanggar sebuah sumpah yang telah ditetapkan oleh para leluhur mereka. Sumpah tersebut berbunyi :
1.      Kami Warga Hutan mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Hutan
2.      Kami Warga Hutan mengaku berbangsa yang satu, bangsa Hutan
3.     Kami Warga Hutan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Hutan
Sebelum Sumpah terebut dibuat, banyak terjadi peperangan antar binatang dalam hutan tersebut. Namun, setelah sumpah tersebut dibuat, kehidupan di hutan semakin tenang, tidak ada permasalahan besar yang terjadi di sana.  
Kedamaian tersebut terus terjaga, sampai suatu hari, muncul seekor singa muda bernama Dimas. Dia berjiwa pemberontak, arogan, serta sombong. Dia berencana untuk melakukan perubahan terhadap sistem yang dianut oleh Hutan tersebut.
Dia berhasil mengumpulkan sebuh pasukan besar, terdiri atas predator-predator tertangguh di Hutan tersebut. Dimas dan pasukannya mengadakan sebuah pertemuan rahasia, membahas cara mereka membuat Hutan tersebut menjadi daerah kekuasaan mereka.
Setelah melalui berbagai pertimbangan, mereka memutuskan bahwa pengambilan aih Hutan tersebut dapat dilaksanakan dengan melakukan satu hal. Yaitu membunuh Para Tetua, dan menyebarkan berita tersebut, kemudian memaksa binatang lainnya untuk memilih mereka sebagai Pemimpin Baru di  Hutan tersebut.
Tanpa disadari, rencana mereka bocor. Salah seekor binatang yang sedang melewati tempat pertemuan mereka tanpa sengaja mendengar isi daripercakapan mereka, dan langsung memberitahukan hal tersebut kepada pihak yang berwenang.
Pihak yang berwenang pun langsung bertindak dengan tegas. Mereka mempersiapkan armada mereka, para binatang remaja, untuk melawan para pemberontak di Hari-H. Seluruh persenjataan disiapkan, fisik dan mental para prajurit dipersiapkan. Sehingga, dapat dilihat bahwa kedua belah pihak memiliki kekuatan yang sama.
Hari-H pun datang. Peperangan dimulai oleh para pemberontak. Karena memiliki kekuatan yang sama, kemenangan sulit untuk didapatkan. Sehingga terjadilah peperangan yang sengit. Akan tetapi, karena didorong oleh semangat Sumpah Hutan, para Prajurit Muda berhasil menumpas para pemberontak.
Kemudian, untuk mengingat kejadian terebut, sehari setelah para pemberontak tersebut berhasil ditumpas, hari tersebut dikenang sebagai Hari Kesaktian Sumpah Hutan.
Hutan tersebut pun kembali hidup dengan tenang dan damai.

5 komentar: